Kehilangan Paling Menyakitkan

         Hal yang paling saya tidak suka ketika saya beranjak dewasa adalah orang tua akan semakin bertambah tua, dan ketika memandang mereka dengan perasaan yang berbeda dari pada saat saya masih remaja. Ada perasaan aneh dan sedih yang tidak bisa dijelaskan setelah saya kehilangan salah satu dari mereka. Salah satu yang paling berarti di dunia ini. Seorang ibu, dengan segala do'a-do'anya.

    Saya pernah mendengar ungkapan, "selama masih ada Ibu di rumahmu, semuanya akan terasa baik-baik saja." Benar. Seorang ibu membuat rasa tenteram dalam sebuah rumah. Anda pulang bekerja dengan rasa lelah dan lapar pun, entah saat itu ada makanan di meja makan atau tidak, selama ada ibu di rumah, pasti masih ada perasaan ayem di dalam hati. Dan itu yang pernah saya rasakan.

    Saya juga pernah mendengar ungkapan, "do'a ibu sepanjang hayat, do'a ibu adalah salah satu dari do'a-do'a yang paling kuat sedunia." Benar. Seorang ibu yang tulus menengadahkan tangan dan berdo'a, do'anya bagai anak panah menembus langit. Saya punya salah satu adik yang dulu pernah ragu tentang suatu hal, lalu berbicara pada ibu, tapi ibu saya optimis dan meyakinkannya, dan ibu bilang "yakin wae, tak dongakke". Do'a ibu terijabah. Mungkin itu juga pentingnya ridho orang tua, ridhonya seorang ibu, untuk kebaikan kehidupan kita.

    Saya yakin seorang ibu akan selalu mendo'akan anak-anaknya dan orang-orang di sekitarnya bahkan tanpa dimintai. Tapi percayalah, orang tua kita, ayah, dan terutama ibu kita, akan senang kalau kita mau "nembung do'a" (meminta do'a), ya coba duduk di sampingnya, mengobrol, dan meminta do'a padanya hal-hal spesifik. Semisal, "Ibu, aku pengen kuliah kehutanan, tolong do'akan aku lolos tes ya, do'akan aku dapat beasiswa ya, Bu. Menurut Ibu, gimana kuliah kehutanan?" Atau jikapun ibu kita tidak begitu paham tentang perkuliahan, tidak apa-apa, cukup duduk dan temani mengobrol hal-hal ringan yang ibu mengerti, dan mintalah do'a padanya secara spesifik. Saya yakin, orang tua kita senang jika kita selalu menunjukkan bahwa diri kita akan selalu butuh orang tua, terutama membutuhkan do'anya.

    Ini saya berbagi cerita karena saya sejujurnya tidak begitu dekat dengan orang tua, ayah dan ibu, karena sejak kecil saya selalu beranggapan bahwa saya anak sulung, adik saya banyak, saya takut menyusahkan orang tua, saya tidak ingin orang tua tahu masalah-masalah saya, sebaiknya saya rasakan sendiri masalah-masalah yang ada, saya tidak ingin menjadi beban pikiran orang tua, sehingga saya tidak pernah ingin terlihat lemah di depan orang tua saya, bahkan setelah saya ingat-ingat, saya sampai tidak pernah meminta do'a secara spesifik kepada orang tua saya, kepada ibu saya.

    Padahal, setelah saya mengetahui dan mengerti, anggapan orang tua tidaklah demikian, bagi mereka anak tetaplah anak, orang tua ingin anak-anaknya baik-baik saja, orang tua ingin anaknya bercerita apa-apa pada mereka, membutuhkan mereka dan meminta do'a mereka. Tetapi saya bertahun-tahun terbelenggu dengan anggapan saya sendiri. Mungkin saya malu untuk mengakui bahwa sesungguhnya saya sangat menyesal, ya mungkin penyesalan saya tidak berguna banyak, namun semata-mata ada harap bahwa seseorang yang membaca ini bisa mengerti, dan yang masih bersanding dengan ibunda di dunia ini tetapi mungkin ada merasakan seperti yang saya rasakan selama ini, semoga melunak dan mengerti serta memahami yang saya maksud, karena kehilangan yang paling menyakitkan di dunia ini adalah kehilangan do'a ibu. 

(fa.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalan Sama Gaya Hidup Minimalis

Menjadi Penganut Filsafat Stoikisme

Menemukan Kenyamanan Dengan Diri Sendiri, Bukan Berarti Kesepian