Postingan

Menampilkan postingan dengan label JURNAL RENTANG ¼ ABAD

Menemukan Kenyamanan Dengan Diri Sendiri, Bukan Berarti Kesepian

Gambar
          Waktu telah membawaku sampai pada usiaku saat ini, 26 tahun. Sering kali terbesit di pikiranku bahwa aku tidak cukup baik menjadi manusia selama menuju usiaku seperempat abad ini, rasanya kacau. Bagaimana kalau suatu saat aku mati, bagaimana kalau aku termasuk orang-orang yang rugi, bagaimana kalau aku tidak berkumpul kembali dengan keluargaku di tempat yang baik suatu saat nanti. Aku sering termenung. Semua itu ternyata agak mengganggu perasaanku, dan membuatku harus menemukan solusi untuk kekacauan diri ini.      Aku merasa telah kehilangan diriku sendiri dalam proses dari aku remaja menuju usia seperempat abad. Tentunya bukan orang lain, tetapi aku yang paling tahu seberapa besar aku telah kehilangan diriku sendiri. Ada banyak penyesalan yang aku rasakan, setelah berbagai keputusan dan berbagai kekeliruan. Lalu, seiring bertambah usia tiba-tiba aku mempunyai banyak pertanyaan yang aku belum menemukan jawabannya. Aku masih tidak mengerti banyak hal sampai saat i

Memaafkan Orang Tua

Gambar
         Aku berhenti komplain soal orang tuaku ketika aku sadar bahwa mereka mengenalku seumur hidup mereka, sementara aku mengenal mereka bahkan tidak sampai lebih dari setengah usia mereka saat ini. Ayahku 52 tahun sekarang, Ibundaku sudah meninggal dunia di usia 46 tahun, pada September 2020, saat pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia.      Dulu, hingga kini aku menyadari dan memutuskan untuk berhenti komplain, aku selalu menyimpan rasa kesal  pada orang tuaku,  tentang banyak hal . Mungkin itu bisa disebut juga aku punya penyakit hati. Aku banyak komplain dan tentu juga banyak pertanyaan-pertanyaan di kepalaku. Kenapa Ayah Ibu mau punya banyak anak ketika orang tua mereka bahkan beberapa kali meminta mereka untuk mengikuti program KB supaya tidak terlalu banyak anak, kenapa Ayah Ibu tidak mengambil berbagai kesempatan dari beberapa privilage atau keistimewaan yang mereka punya, padahal mereka juga kuliah, mereka ada banyak teman. Kenapa Ayah Ibu tidak takut miskin a

Kembali Menemukan Diri Sendiri

Gambar
     “Aku ingin mempersiapkan diri sebelum akhirnya Tuhan mematahkan hatiku kembali. Tentu, kali ini aku tidak akan lagi menyalahkan-Nya atas hal itu, karena hanya pandangan-Nya yang tahu yang terbaik untukku.”      Kalimat itu kupegang dengan iman hingga saat ini, supaya aku tidak semena-mena mengambil langkah dalam urusan mencintai, supaya aku tidak mudah memberi hati kepada laki-laki.      Aku yang dulu, tidak pernah mempertimbangkan tindakanku. Yang kutahu hanya aku ingin melakukan apa pun semauku, dengan mengutamakan kebahagiaan sebagai alasannya, yang padahal kebahagiaan itu keliru. Aku pernah merasa kehilangan diriku sendiri beberapa tahun. Tetapi setelah aku memutuskan untuk mulai memperbaiki diriku karena-Nya, segalanya menjadi kupikirkan matang-matang. “Ini baik untukku atau tidak?”, adalah kalimat tanya untuk perenungan sebelum aku mengambil keputusan, termasuk untuk urusan asmara. Dan akhirnya aku sudah meyakini bahwa kebahagiaan hanya ada pada langkah dan pi