5 Alasan Kenapa Kita Beli Barang Yang Sebenarnya Tidak Dibutuhkan

    Beberapa orang terkadang menyesal atau merasa bersalah setelah membeli barang baru atau telanjur terlalu banyak membeli sesuatu. Tetapi, ada juga yang tidak merasa seperti itu karena life style atau gaya hidup mereka memang terbiasa membeli banyak barang, mungkin boleh disebut juga gemar shoping/berbelanja.

    Bagi orang-orang yang tidak khawatir dengan kondisi keuangan mereka, tentu mereka mungkin tidak merasa menyesal setelah berlebihan membeli barang. Tetapi, bagi orang-orang yang kondisi keuangannya tidak terlalu bagus, biasanya mereka akan merasa agak menyesal setelah telanjur membeli beberapa barang yang ternyata tidak begitu dibutuhkan. Kenapa kita beli barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan?

1.  Ingin dapat pengakuan dari orang lain

Orang yang membeli barang untuk mendapatkan pengakuan biasanya tidak hanya sekedar membeli banyak barang, tetapi biasanya juga memperhatikan brand/merek barangnya. Jika barang itu bermerek, maka orang yang memakainya akan merasa lebih percaya diri dan mungkin menambah value/nilai diri bagi orang tersebut. Tidak dipungkiri, kita memang bisa saja menaruh nilai diri kita pada apa-apa yang kita kenakan.

2. Takut ketinggalan trend

Trend dipastikan akan selalu berubah. Kita tidak tahu kapan trend akan muncul maupun akan dianggap kedaluwarsa. Sebenarnya, kita tahu bahwa disadari maupun tidak, kita pula yang menciptakan trend, apapun bentuknya. Entah itu diciptakan oleh orang yang sudah terkenal maupun orang yang tidak terkenal. Di antara yang cukup sering berubah adalah trend pakaian, entah itu sepatu, sandal, baju, rok, celana, topi, jam tangan, dan lain sebagainya. Karena takut ketinggalan trend, terkadang kita impulsif membeli barang yang sebenarnya tidak benar-benar kita butuhkan, sehingga mungkin itu bisa terkesan sebagai pemborosan. 

3. Mudah tergoda diskon & promo

Diskon dan promo dipastikan akan selalu ada. Karena itu adalah salah satu strategi mutlak para penjual supaya dagangan mereka terbeli laris. Lagi pula, bagi para penjual akan selalu ada hari,tanggal, atau momen-momen tertentu untuk mengadakan diskon dan promo. Tentunya mereka juga mempunyai strategi dibalik diskon dan promo yang mereka berikan kepada kita sebagai pembeli, supaya mereka tetap mendapatkan keuntungan. Karena tergoda promo dan diskon yang cukup besar, kita tertarik untuk membeli barang-barang yang ternyata tidak begitu kita butuhkan. 

4. Setiap sedih, badmood, suasana hati sedang buruk, inginnya belanja

Sebenarnya hal ini akan cukup mengkhawatirkan jika kita sedang terlalu sering bersedih. Maka kita jadi terlalu sering shoping/berbelanja untuk sekedar membuat suasana hati kita lebih membaik. Juga ada beberapa orang  yang ketika sedang suasana hati buruk, inginnya makan terus, inginnya jajan terus. Jika hal ini sudah menjadi sebuah kebiasaan, dan berdampak buruk bagi kondisi keuangan kita, maka ini perlu upaya sungguh-sungguh untuk mengubah. Mungkin kita bisa mencoba untuk menghibur diri kita dengan hal-hal yang tidak terlalu berpengaruh pada kondisi keuangan kita.

5. Selalu berpikir bahwa suatu saat nanti kita akan butuh

Memang hal ini bisa membuat kita tidak menyadari bahwa kita telah berbelanja terlalu banyak. Karena biasanya kita mengira barang-barang atau perabotan kecil-kecil yang kita beli akan kita butuhkan entah suatu saat nanti. Bisa jadi sebenarnya kita tidak terlalu membutuhkannya, tetapi karena pikiran itulah kita jadi impulsif mengeluarkan uang kita untuk beli barang-barang. Jika terlalu lama dibiarkan, kita bisa tidak menyadari bahwa barang-barang itu memenuhi rumah kita. Tempat tinggal kita bisa saja akan terasa kurang lapang, akibat terlalu banyak menyimpan barang yang tidak begitu dibutuhkan.

(fa.)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenalan Sama Gaya Hidup Minimalis

Menjadi Penganut Filsafat Stoikisme

Menemukan Kenyamanan Dengan Diri Sendiri, Bukan Berarti Kesepian