Kenalan Sama Gaya Hidup Minimalis

    Minimalist life style atau gaya hidup minimalis kini sudah populer di berbagai kalangan, juga dari berbagai latar belakang. Terlepas dari perihal berbagai kalangan, gaya hidup minimalis ini ternyata sangat membantu kita untuk hidup lebih tenang dan bahagia. Bahkan, bagi sebagian banyak orang, sejak mereka memulai hidup minimalis, kualitas hidup mereka sangat meningkat. Mereka juga menemukan diri mereka yang baru, dan merasakan perubahan yang signifikan di beberapa hal.

Bagaimana minimalist life style meningkatkan kualitas hidup kita?
Hidup di zaman modern yang segala tren sangat pesat berubahnya memang tidak bisa dimungkiri. Agak sedikit melelahkan bagi sebagian orang untuk terus mengikuti perubahan tren, terutama dalam hal fesyen berpakaian. Sering kali kita impulsif membeli pakaian terlalu banyak dan hanya menumpuk di lemari atau rak di rumah kita karena sangat jarang kita pakai. Sering kali juga kita bingung mau pakai baju yang mana dan yang warna apa, karena terlalu banyak pakaian di lemari kita. Semakin banyak pilihan, biasanya akan semakin sulit kita memutuskan sesuatu dan tentu itu juga memakan waktu. Dengan menerapkan gaya hidup minimalis, maka kita akan punya lebih banyak waktu untuk hal-hal yang lebih esensial dan produktif, hal itu akan meningkatkan kualitas hidup kita seiring waktu berjalan.

Bagaimana kita mulai menerapkan minimalist life style?
Orang-orang yang tertarik dengan gaya hidup minimalis biasanya memulai dengan decluttering barang. Ini adalah kegiatan menyortir barang-barang yang sudah tidak terpakai atau sudah sangat jarang dipakai meskipun barang tersebut masih bagus dan layak. Ada sebagian orang yang menjual barang-barang yang sudah tidak mereka pakai dan itu tentu boleh saja, namun, ada banyak juga orang-orang yang memilih untuk memberikan atau mendonasikan barang-barang mereka yang masih layak untuk orang-orang yang membutuhkan, dan ini tentu memberikan semacam perasaan senang bagi yang memberi maupun yang menerima. Dalam hal ini kita juga sedikit diuji apakah kita benar-benar rela melepaskan barang-barang yang berlebihan kita miliki, meskipun barang-barang itu masih sangat bagus.

Apa saja yang penting bagi seorang minimalis?
Bagi seorang minimalis, hidup lebih sederhana adalah tujuan utama. Hidup minimalis akan membawa kita pada ketenangan dan kebahagiaan, meskipun, kita semua tentu memiliki esensial masing-masing dan cara kita sendiri dalam mengisi hidup kita di dunia agar merasa bahagia. Jadi, saya hanya ingin berbagi arti minimalis bagi saya dan beberapa cara saya mengambil poin-poin untuk saya tulis dan menerapkannya serta berbagi di sini. Beberapa hal penting yang saya lakukan adalah :

a. Terkadang menikmati momen tanpa hiruk pikuk & kebisingan 
    Sebagai seorang yang memiliki akses hampir tak terbatas di internet, saat ini kita bahkan bisa tahu dengan cepat sebuah kabar, berita, dan apa pun dari berbagai tempat di seluruh dunia. Kita juga manusia yang disebut sebagai makhluk sosial, suka berkelompok, suka berkumpul, suka berkerumun, dan tentu saja juga berinteraksi dengan sesamanya. Kalau selalu mengikuti hiruk pikuk dunia sekaligus dengan berbagai kebisingannya, rasanya lelah dan ada semacam perasaan galau yang juga saya rasakan. Karena itu saya terkadang menikmati momen sendirian saja, dan merasakan rasa sepi, rasa hening, tidak berinteraksi dengan orang lain, juga tidak mengunjungi berbagai hal di internet. Saya tahu kapan waktunya saya perlu untuk menepi dan menikmati momen sendirian. Sederhana saja bagi seorang minimalis, bahwa kita tidak harus selalu tahu atau mengikuti semua hal. Pada umumnya kita merasa puas kalau kita selalu tahu dan selalu mengikuti banyak hal, juga melakukan berbagai hal yang bagus. Setelah menjadi seorang minimalis, saya akhirnya tahu rasanya puas meski tidak melakukan apa pun. Saya merasakan kepuasan yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Saya sungguh menggunakan sebagian waktu yang saya punya untuk menikmati keheningan di mana saja yang membuat saya merasa nyaman.

b. Berinvestasi pada diri sendiri
    Berinvestasi pada diri sendiri ini dapat berarti beberapa hal, seperti menjadi lebih nastiti soal finansial, mencoba latihan hal-hal baru yang potensial dan menarik, atau mulai merawat diri saya secara fisik dengan lebih baik dari sebelumnya. Menggunakan waktu maupun mengeluarkan uang dan energi saya untuk hal-hal yang produktif, esensial dan bermakna. Saya menjadi lebih fokus terhadap diri saya sendiri, membeli & membaca buku dengan senang hati, berolahraga rutin & tidak ambisius untuk mendapatkan segala sesuatu dengan cepat. Saya senang berteman & berinteraksi baik dengan siapa saja, tetapi, saya benar-benar memilih teman untuk bertumbuh & berkembang. Bukan untuk diskriminasi pertemanan, selektif dalam hal ini adalah karena memilih teman yang tepat dan yang sesuai dengan kita adalah bentuk investasi pada diri sendiri.

c. Tidak selalu berlebihan memanjakan diri sendiri
    Kelihatan wajar sebagai manusia yang mempunyai hasrat, kita memanjakan diri dengan berbagai macam kendaraan, pakaian, makanan dan sebagainya. Saya beberapa tahun yang lalu pun sangat berlebihan memanjakan diri sendiri. Saya mengingat bagaimana saya merasa galau dan tidak nyaman hanya karena jam tangan saya sedikit lecet, softcase handphone saya sedikit tergores, atau hanya sekedar karena tas kain terkena tinta spidol. Saya merasa terburu-buru untuk segera menggantinya dengan yang baru. Padahal tidak mengurangi fungsi barang tersebut, dan tentu semua barang itu masih bisa dipakai, dalam artian masih berfungsi dengan baik. Menjadi minimalis membuat saya sangat menerima ketidaksempurnaan dan memutuskan untuk menggunakan barang-barang saya sampai benar-benar rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Tidak masalah dengan ketidaksempurnaan. Saya juga sudah tidak lagi mudah tergoda membeli barang-barang sejenis yang sudah saya punya, seperti sepatu, jam tangan, tas, dan segala bentuk pakaian untuk diri saya sendiri. Bukan berarti kita tidak boleh memanjakan diri sendiri, bukan berarti pula saya sama sekali tidak mau memanjakan diri, namun, saya menentukan batas cukup dalam hal apa pun untuk diri saya. Hal itu akan membantu kita untuk tidak selalu berlebihan memanjakan diri sendiri. Batasan cukup ini tentu akan berbeda untuk setiap orang.

d. Berpakaian lebih sederhana yang nyaman namun pantas
    Ini adalah kebenaran yang akan saya akui pertama bahwa saya dulu sangat boros dalam hal berpakaian. Saya sudah punya 3 mukena yang masih bagus, tetapi, selalu impulsif membeli mukena baru di setiap menjelang Hari Raya Idulfitri. Saya sering membeli segala sesuatu yang sedang tren dan sekedar menarik. Entah kapan akan dipakainya, entah itu bahannya apa, entah itu nyaman atau tidak, entah itu benar-benar dibutuhkan atau tidak, bagi saya yang penting dibeli dulu. Masih banyak keimpulsifan saya soal membeli pakaian dan karena itu ada perasaan sedikit menyesal mengingat bagaimana saya dulu membelanjakan uang. Dalam hal ini, pakaian yang saya maksud adalah segala hal yang bisa dikenakan pada tubuh. Maka sejak menjadi minimalis saya mencari tahu pakaian yang terlihat pantas untuk bentuk tubuh saya, warna yang cocok untuk kulit saya, serta bahan-bahan apa saja yang bagus dan nyaman untuk dipakai. Saya juga menjadi lebih mempertimbangkan apakah pakaian & barang yang saya beli bisa digunakan untuk jangka waktu minimal 3 tahun atau setidaknya bertahan sampai 5 tahun. Warna-warna netral yang tidak mencolok dan mudah dipadu-padankan menjadi pilihan saya saat membeli pakaian apapun. Sudah tidak berfokus pada kuantitas atau seberapa banyak yang saya punya, saya lebih fokus pada kenyamanan dan kualitas daripada hal lainnya. Saya percaya bahwa setiap apapun yang saya simpan mempunyai energi, maka saya hanya ingin menyimpan pakaian, barang, dan apapun itu yang memang saya butuhkan, yang esensial bagi saya, cocok untuk saya, dan yang membuat saya merasa bahagia memakainya. Mindset sederhananya adalah, tentu akan lebih mudah menyimpan dan merawat 5 pakaian daripada 10 pakaian. Pada akhirnya minimalis memang membimbing saya untuk berpakaian lebih nyaman dan itu membantu saya menghilangkan keputusan yang tidak penting dan lebih berfokus pada apa yang sebenarnya penting dalam hidup saya.

    Sejak Februari 2021 saya memulai decluttering barang-barang saya dan memutuskan menjadi minimalis. Hanya menyimpan sedikit barang yang secukupnya bagi saya. Itu adalah salah satu keputusan yang membahagiakan bagi saya, sekaligus menjadi solusi bagi beberapa permasalahan saya. Saya menentukan batasan cukup untuk hal-hal yang saya miliki, misalnya saya merasa cukup dengan memiliki 5 kemeja polos untuk pakaian kerja, maka saya berkomitmen untuk tidak membeli lagi selama kemeja yang saya punya itu masih bagus & layak. Minimalis membuat saya merasa puas dan cukup dengan apa yang saya miliki. Dan saya juga berharap hal yang saya bagikan ini bermanfaat untuk orang-orang yang membaca. Pada akhirnya saya akan mengatakan bahwa keputusan menjadi minimalis adalah salah satu keputusan terbaik, dan saya sangat senang bisa membagikan ini di sini. 

(fa.)






    

  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Penganut Filsafat Stoikisme

Menemukan Kenyamanan Dengan Diri Sendiri, Bukan Berarti Kesepian